Pages

Sabtu, 17 Oktober 2015

Dampak Gas Metan yang Dihasilkan Sampah Organik Terhadap GRK

Oleh : Admin BEST Indonesia

Angkasa raya merupakan ruang yang maha luas dan dingin. Dalam sistem tata surya hanya bumi satu-satunya planet yang diketahui terdapat kehidupan. Adanya kehidupan tersebut dimungkinkan karena permukaan bumi memiliki suhu yang ideal bagi tumbuh dan berkembangnya kehidupan. Selain di planet bumi belum ditemukan kehidupan karena suhu di planet lain begitu tinggi atau terlalu dingin.

Hangatnya suhu di permukaan bumi disebabkan adanya sekelompok gas di atmosfer seperti CO2, Metana, dan NO yang berfungsi menjaga agar suhu di permukaan bumi tetap hangat. Kelompok gas tersebut sering disebut dengan gas rumah kaca. Disebut dengan gas rumah kaca karena cara kerja gas tersebut mirip dengan cara kerja rumah kaca yang berfungsi menahan panas matahari di dalamnya agar suhu di dalam rumah kaca tetap hangat. 

Dengan adanya gas rumah kaca, sebagian panas matahari yang menuju bumi akan dipantulkan kembali dalam bentuk sinar infra merah dan sebagian lagi akan diteruskan ke permukaan bumi. Setelah mencapai permukaan bumi panas matahari akan dipantulkan kembali ke angkasa dan sebagian lagi akan diserap oleh gas rumah kaca yang ada di atmosfer. Panas yang diserap oleh gas rumah kaca tersebut akan kembali ke permukaan bumi sehingga bumi tetap hangat untuk mahkluk hidup. 


Agar bumi tetap dalam keadaan hangat jumlah gas rumah kaca yang berfungsi menyerap dan memantulkan kembali panas matahari harus proporsional. Secara alami GRK menjaga agar suhu di permukaan bumi tetap berada di titik layak huni bagi mahkluk hidup. Namun peningkatan jumlah gas rumah kaca dapat memerangkap panas matahari yang memantul kembali ke angkasa sehingga menyebabkan suhu bumi semakin panas. Terperangkapnya panas matahari tersebut dapat berpengaruh luas pada kehidupan yang ada di permukaan bumi seperti peningkatan suhu bumi atau yang biasa dikenal dengan global warming.


Gas rumah kaca (GRK) berasal dari emisi (buangan) kegiatan manusia. Salah satu penghasil GRK adalah timbulan sampah yang tidak dikelola. Dalam bukunya Review on The Economics of Climate Change yang diterbitkan pada tahun 2006, Stren mengemukakan bahwa sampah menyumbang 3% dari peningkatan GRK. Proses pembusukan sampah menghasilkan gas antara lain metana (CH4) dan karbon dioksida (CO2) yang merupakan produk dari pembusukan sampah organik.


Kementrian Lingkungan Hidup mengemukakan bahwa sebagian besar komposisi sampah merupakan bahan organik, yaitu sebesar 65%. Sedangkan sisanya merupakan sampah plastik, kertas, kayu, dan lain-lain. Jika dilihat dari komposisi tersebut, sebagian besar sampah yang dihasilkan berpotensi melepaskan metana ke atmosfer dalam proses pembusukan sampah organik. Pelepasan metana ke atmosfer memiliki dampak buruk yang lebih besar dibandingkan karbon dioksida. Gas metana menghasilkan efek pemanasan 23 kali lipat dari karbon dioksida. Selain itu gas metan memiliki masa hidup yang relatif panjang yaitu antara 12-17 tahun. 
Produksi metana pada pembusukan sampah organik melalui beberapa tahapan. 


Pertama, pembusukan sampah dalam kondisi aerobik di mana oksigen yang terperangkap di dalam timbulan sampah relatif banyak. Sebagian besar gas yang dihasilkan dalam tahap ini adalah karbon dioksida (CO2).


Kedua, oksigen yang terperangkap di dalam timbulan sampah makin lama makin habis. Dengan habisnya oksigen di dalam timbulan sampah, sampah sampai dalam kondisi anaerobik. Dalam tahap ini nitrat dan sulfat berubah menjadi gas nitrogen dan asam sulfida.


Ketiga, terbentuk senyawa dengan jumlah molekul yang rendah seperti acetik acid (CH3COOH) dan beberapa asa organik komplek lainnya. Dalam tahap ini gas yang dihasilkan adalah CO2 dan hidrogen.


Keempat, terjadi fermentasi metana di mana senyawa acetik acid dan hidrogen berubah menjadi gas metana (CH4) dan karbon dioksida (CO2).


Kelima, merupakan tahap pematangan setelah hampir seluruh komponen yang dapat membusuk dalam sampah teruari menjadi CH4 dan CO2. Dalam tahap ini gas CH4 dan CO terus diproduksi. Untuk menghitung jumlah gas metana dan karbon dioksida terdapat rumus yang dapat digunakan  organik + H2O = humus + CH4 + CO2 + gas lain + bakteri


Secara alamiah, gas metana dan karbon dioksida yang dihasilkan dari timbulan sampah tersebut akan akan mencari jalan ke atas menuju atmosfer. Begitu sampah di atmosfer gas tersebut berkumpul bersama gas sejenis membentuk GRK. Apabila timbulan sampah terus menerus melepaskan gas metana dan karbon dioksida ke atmosfer, lama-lama konsentrasi jumlah GRK yang ada akan semakin padat. Kepadatan GRK tersebut dapat memerangkap panas matahari yang dipantulkan ke angkasa oleh permukaan bumi. Dengan makin banyaknya panas matahari yang terperangkap dapat menyebabkan suhu di permukaan bumi meningkat atau yang biasa disebut dengan global warming. 


Oleh karena itu perlu dilakukan penanganan serius terhadap pengelolaan sampah. Paradigma lama pengelolaan sampah end of pipe harus diubah. Sampah harus dikelola dengan paradigma baru, yaitu reduce at source dan resource recycle. Prinsip yang harus diterapkan dalam pengelolaan sampah adalah prinsip 3 R, reduce, re-use, dan recycle. Sampah tidak lagi dikumpulkan dari tong-tong warga untuk dibawa ke Tempat Penampungan Sampah (TPS) untuk selanjutnya di bawa ke Tempat Penampungan Akhir (TPA). Sampah sudah harus dikurangi sejak dari rumah dengan pola 3 R. Dari rumah sampah tidak lagi dikumpulkan di TPS tapi dikelola di Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST). Di TPST tersebut sampah akan dipilah berdasarkan jenisnya, yaitu organik, non-organik, dan residu. Untuk sampah organik diperlakukan dengan cara dijadikan kompos. Untuk sampah non-organik dipilah mana yang memiliki nilai jual. Sedangkan untuk residu akan diangkut ke TPA.


Dengan mengomposkan sampah organik, potensi pelepasan metan dan karbon dioksida ke atmosfer dapat dikurangi. Selain itu dengan mengolah sampah di lingkungan TPST berpotensi mengurangi volume sampah yang ditimbun di TPA yang mana memungkinkan usia TPA menjadi lebih panjang.c--q

Sumber : disini :)

Jumat, 09 Oktober 2015

Daya Kerja Deterjen

Sebagai bahan pembersih lainnya, deterjen merupakan buah kemajuan teknologi yang memanfaatkan bahan kimia dari hasil samping penyulingan minyak bumi, ditambah dengan bahan kimia lainnya seperti fosfat, silikat, bahan pewarna, dan bahan pewangi. sekitar tahun 1960-an, deterjen generasi awal muncul menggunakan bahan kimia pengaktif permukaan (surfaktanAlkyl Benzene Sulfonat (ABS) yang mampu menghasilkan busa. Namun karena sifat ABS yang sulit diurai oleh mikroorganisme di permukaan tanah, akhirnya digantikan dengan senyawa Linier Alkyl Sulfonat (LAS) yang diyakini relatif lebih akrab dengan lingkungan.

Pada banyak negara di dunia penggunaan ABS telah dilarang dan diganti dengan LAS. Sedangkan di Indonesia, peraturan mengenai larangan penggunaan ABS belum ada. Beberapa alasan masih digunakannya ABS dalam produk deterjen, antara lain karena harganya murah, kestabilannya dalam bentuk krim/pasta dan busanya melimpah.

Penggunaan sabun sebagai bahan pembersih yang dilarutkan dengan air di wilayah pegunungan atau daerah pemukiman bekas rawa sering tidak menghasilkan busa. Hal itu disebabkan oleh sifat sabun yang tidak akan menghasilkan busa jika dilarutkan dalam air sadah (air yang mengandung logam-logam tertentu atau kapur). Namun penggunaan deterjen dengan air yang bersifat sadah, akan tetap menghasilkan busa yang berlimpah.

Sabun maupun deterjen yang dilarutkan dalam air pada proses pencucian, akan membentuk emulsi bersama kotoran yang akan terbuang saat dibilas. Namun ada pendapat keliru bahwa semakin melimpahnya busa air sabun akan membuat cucian menjadi lebih bersih. Busa dengan luas permukaannya yang besar memang bisa menyerap kotoran debu, tetapi dengan adanya surfaktan, pembersihan sudah dapat dilakukan tanpa perlu adanya busa.

Opini yang sengaja dibentuk bahwa busa yang melimpah menunjukkan daya kerja deterjen adalah menyesatkan. Jadi, proses pencucian tidak bergantung ada atau tidaknya busa atau sedikit dan banyaknya busa yang dihasilkan. Kemampuan daya pembersih deterjen ini dapat ditingkatkan jika cucian dipanaskan karena daya kerja enzim dan pemutih akan efektif. Tetapi, mencuci dengan air panas akan menyebabkan warna pakaian memudar. Jadi untuk pakaian berwarna, sebaiknya jangan menggunakan air hangat/panas.

Pemakaian deterjen juga kerap menimbulkan persoalan baru, terutama bagi pengguna yang memiliki sifat sensitif. Pengguna deterjen dapat mengalami iritasi kulit, kulit gatal-gatal, ataupun kulit menjadi terasa lebih panas usai memakai deterjen.
oleh      : ISNI ALFIA
sumber : Dari sini :)

Teknik Radiokarbon : Si Pembaca Umur

Teknik ini tidak akan menolong kita jika yang ingin kita ketahui umurnya masih hidup, misalnya teman mengobrol kita lewat internet yang mengaku 25 tahun. Penentuan umur menggunakan teknik radiokarbon (radiocarbon dating) berguna untuk menentukan umur tumbuhan atau sisa hewan yang mati sekitar lima ratus hingga lima puluh ribu tahun lampau. 

Sejak ditemukan oleh gurubesar kimia University of Chicago, Willard F. Libby (1908-1980) sekitar tahun 1950-an (ia menerima Hadiah Nobel untuk penemuan tersebut pada tahun 1960), teknik radiokarbon telah menjadi perkakas riset sangat ampuh dalam arkeologi, oseanografi, dan beberapa cabang ilmu lainnya. Agar teknik radiokarbon dapat memberitahu umur sebuah objek, objek tersebut harus mengandung carbon organic, yakni karbon yang pernah menjadi bagian dalam tubuh tumbuhan atau hewan. Metode radiocarbon dating memberitahu kita berapa lama yang lalu suatu tumbuhan atau hewan hidup, atau lebih tepat, berapa lama yang lalu tumbuhan atau hewan itu mati.

Uji radiocarbon dapat dilakukan terhadap bahan-bahan seperti kayu, tulang, arang dari perapian perkemahan atau gua purba, atau bahkan kain linen yang digunakan untuk membungkus mummi, karena kain linen itu terbuat dari serat tanaman flax. Karbon adalah salah satu unsur kimia yang dikandung oleh setiap makhluk hidup dalam bentuk macam-macam bahan biokimia, dalam protein, karbohidrat, lipid, hormone, enzim, dsb. Sesungguhnya, ilmu kimia yang mempelajari bahan kimia berbasis karbon disebut “kimia organik” karena dahulu orang yakin bahwa satu-satunya tempat bagi bahan kimia ini adalah makhluk hidup. Kini, orang tahu bahwa kita dapat membuat segala macam bahan kimia organik berbasis karbon dari minyak bumi tanpa harus mengambil dari tumbuhan atau hewan.

Tetapi, karbon dalam makhluk hidup berbeda dalam satu hal penting dari karbon dalam bahan-bahan bukan makhluk hidup seperti batu bara, minyak bumi, dan mineral. Karbon “hidup” mengandung sejumlah kecil atm karbon jenis tertentu yang disebut karbon-14, sedangkan karbon”mati” hanya mengandung atom-atom karbon-12 dan karbon-13. Ketiga macam atom-atom karbon berbeda itu disebut isotop-isotop karbon; mereka semua mempunyai perilaku sama secara kimiawi, tetapi mempunyai berat yang berbeda-beda, atau lebih tepat, mempunyai massa berbeda-beda.

Yang unik seputar karbon-14, disamping massanya, adalah karena mereka radioaktif. Yakni, mereka tidak stabil dan cenderung melapuk, terpecah sambil menembakkan partikel-partikel subatom: disebut partikel-partikel beta. Dengan demikian semua makhluk hidup sebetulnya bersifat radioaktif, meskipun sedikit, yaitu karena memiliki karbon-14. Betul termasuk anda dan saya, kita semua radioaktif. Orang dengan berat 68 kg mengandung sekitar sejuta miliar atom karbon-14 yang menembakkan 200.000 partikel beta setiap menit!!

oleh       : korewa 
sumber  : Dari sini :)

Apa itu Hidrogen Peroksida?

Hidrogen peroksida dengan rumus kimia H2O2 ditemukan oleh Louis Jacques Thenard di tahun 1818. Senyawa ini merupakan bahan kimia anorganik yang memiliki sifat oksidator kuat. Bahan baku pembuatan hidrogen peroksida adalah gas hidrogen (H2) dan gas oksigen (O2). Teknologi yang banyak digunakan di dalam industri hidrogen peroksida adalah auto oksidasi Anthraquinone.
H2O2 tidak berwarna, berbau khas agak keasaman, dan larut dengan baik dalam air. Dalam kondisi normal (kondisi ambient), hidrogen peroksida sangat stabil dengan laju dekomposisi kira-kira kurang dari 1% per tahun.
Mayoritas pengunaan hidrogen peroksida adalah dengan memanfaatkan dan merekayasa reaksi dekomposisinya, yang intinya menghasilkan oksigen. Pada tahap produksi hidrogen peroksida, bahan stabilizer kimia biasanya ditambahkan dengan maksud untuk menghambat laju dekomposisinya. Termasuk dekomposisi yang terjadi selama produk hidrogen peroksida dalam penyimpanan. Selain menghasilkan oksigen, reaksi dekomposisi hidrogen peroksida juga menghasilkan air (H2O) dan panas. Reaksi dekomposisi eksotermis yang terjadi adalah sebagai berikut:
H2O2 -> H2O + 1/2O2 + 23.45 kcal/mol
Faktor-faktor yang mempengaruhi reaksi dekomposisi hidrogen peroksida adalah:
1. Bahan organik tertentu, seperti alkohol dan bensin
2. Katalis, seperti Pd, Fe, Cu, Ni, Cr, Pb, Mn
3. Temperatur, laju reaksi dekomposisi hidrogen peroksida naik sebesar 2.2 x setiap kenaikan 10oC (dalam range temperatur 20-100oC)
4. Permukaan container yang tidak rata (active surface)
5. Padatan yang tersuspensi, seperti partikel debu atau pengotor lainnya
6. Makin tinggi pH (makin basa) laju dekomposisi semakin tinggi
7. Radiasi, terutama radiasi dari sinar dengan panjang gelombang yang pendek
Hidrogen peroksida bisa digunakan sebagai zat pengelantang atau bleaching agent pada industri pulp, kertas, dan tekstil. Senyawa ini juga biasa dipakai pada proses pengolahan limbah cair, industri kimia, pembuatan deterjen, makanan dan minuman, medis, serta industri elektronika (pembuatan PCB).
Salah satu keunggulan hidrogen peroksida dibandingkan dengan oksidator yang lain adalah sifatnya yang ramah lingkungan karena tidak meninggalkan residu yang berbahaya. Kekuatan oksidatornya pun dapat diatur sesuai dengan kebutuhan. Sebagai contoh dalam industri pulp dan kertas, penggunaan hidrogen peroksida biasanya dikombinasikan dengan NaOH atau soda api. Semakin basa, maka laju dekomposisi hidrogen peroksida pun semakin tinggi. Kebutuhan industri akan hidrogen peroksida terus meningkat dari tahun ke tahun. Walaupun saat ini di Indonesia sudah terdapat beberapa pabrik penghasil hidrogen peroksida seperti PT Peroksida Indonesia Pratama, PT Degussa Peroxide Indonesia, dan PT Samator Inti Peroksida, tetapi kebutuhan di dalam negeri masih tetap harus diimpor.

oleh       : skuler 
sumber   : Dari sini :)
referensi : Dari sana :D

Potensi Kompleks Kobalt - piridin-2,6-dikaboksilat sebagai Agen Antikanker baru

Kanker adalah salah satu jenis penyakit tumor ganas (benign tumour). Penyakit ini timbul akibat terjadinya mutasi pada biosintesis sel, yaitu kesalahan urutan DNA karena terpotong, tersubstitusi atau adanya pengaturan kembali, mengakibatkan pertumbuhan sel-sel jaringan tubuh yang tidak normal, cepat, dan tidak terkendali. Sel-sel kanker akan terus membelah diri, terlepas dari pengendalian pertumbuhan dan tidak lagi menuruti hukum-hukum pembiakan. Bila pertumbuhan tidak segera dihentikan dan diobati maka sel kanker akan berkembang terus. Sel kanker akan tumbuh menyusup ke jaringan sekitarnya (invasive), lalu membuat anak sebar (metastasis) ke tempat yang lebih jauh melalui pembuluh darah dan pembuluh getah bening. Selanjutnya akan tumbuh kanker baru di tempat lain sampai akhirnya menyebabkan kematian penderitanya.

Penyakit kanker merupakan penyakit penyebab kematian terbesar kedua setelah penyakit jantung. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa, jumlah penderita kanker bertambah menjadi 6,25 juta orang setiap tahun dan diperkirakan sepuluh tahun mendatang 9 juta orang akan meninggal akibat penyakit ini setiap tahunnya (Yayasan Kanker Indonesia, 2006). Sementara di Indonesia penyakit kanker adalah penyebab kematian nomor tujuh setelah stroke, tuberkulosis, hipertensi, cidera, perinatal, dan diabetes militus. Penderita kanker mencapai 6 % dari 200 juta lebih penduduk Indonesia, saat ini diperkirakan dari 100.000 penduduk Indonesia, terdapat 100 penderita baru penyakit kanker setiap tahun (Aditama, 2009). Pola frekuensi relatif jenis kanker yang sering didapati di Indonesia secara berurutan adalah kanker leher rahim (serviks), hati, payudara, paru-paru, kulit, nasofaring, limfoma, leukimia dan kolon (Reksodiputro, 1991).

Pengobatan penyakit kanker telah dilakukan secara intensif. Chemotherapy dengan menggunakan obat-obatan antikanker seperti flourasilmetotreksat dan cisplatin telah dilakukan, namun timbulnya mekanisme multidrug resistance (MDR) akan mengurangi daya kerja obat-obatan ini. Radiotherapy dengan metode penyinaran juga telah banyak dimanfaatkan tetapi kurang efektif, memerlukan biaya yang mahal, terlalu toksik, serta menunjukkan efek samping yang serius. Penelitian tentang penyakit kanker dan cara pengobatannya terus dikembangkan, di antaranya adalah kehadiran senyawa kompleks logam yang diharapkan menjadi obat anti kanker baru yang lebih baik, efektif dan efisien.

Peran senyawa kompleks logam yang diterapkan dalam bidang kedokteran menjadi topik-topik hangat dalam kimia bioanorganik (Szacilowski, et al., 2005 ; Mudasir, 2006). Salah satu topik menarik dan terus berkembang adalah interaksi molekul kecil termasuk di dalamnya kompleks logam dengan DNA. Topik ini menarik karena umumnya molekul-molekul kecil yang dapat berinteraksi dengan DNA adalah senyawa-senyawa yang menunjukkan aktivitas obat (terapetik), terutama dalam bidangchemotherapy dan terapi fotodinamik kanker atau senyawa-senyawa yang bersifat racun bagi tubuh (Mudasir, 2006). Oleh karena itu, dengan memahami perilaku dan sifat-sifat interaksi senyawa kompleks logam dengan DNA diharapkan dapat membantu memahami mekanisme kerja obat-obat dan mekanisme toksisitas kompleks logam pada tingkat molekular.

Kompleks logam dengan asam pikolinat merupakan produk degradasi dari tryptophan (Barandika et al., 1999). Studi kompleks pikolinat menunjukkan aktivitas biologi, dapat menginduksi sel murine leukemia HL-60 (Heren et al., 2006), dapat menghambat pertumbuhan mycobacterium ovium complex (Shimizu et al., 2006), dan beberapa laporan kompleks logam-pikolinat menunjukkan pengaruh dalam menghambat pertumbuhan sel-sel kanker. Seperti yang telah dilaporkan oleh Van Rijt, (2008), kompleks osmium(II) pikolinat memberikan pengaruh yang sama dalam menghambat sel-sel kanker seperti cisplatin yang selama ini dikenal sebagai obat chemotherapykanker. Kompleks kobalt-aspirin seperti yang telah dilaporkan oleh Ingo (2009), juga memberikan pengaruh dalam menghambat sel-sel tumor. Kompleks kobalt-organologam seperti pada [Co2(CO)6] yang selama ini dikenal sebagai antitumor, potensi antitumornya lebih meningkat ketika dipadukan dengan aspirin (asam asetil salisilat). 

Aspirin adalah golongan nonsteroidal antirheumatics (NSARs) yang telah lama dikenal dalam bidang farmakologi sebagai antiradang dan penghilang rasa sakit. Efek NSARs diduga melibatkan gugus karboksilat yang melakukan penghambatan enzim cyclooxygenase (Ingo, 2009). Gugus karboksilat ini dijumpai juga pada asam pikolinat (2-piridin karboksilat) maupun dipikolinat (piridin-2,6-dikarboksilat) yang terikat pada cincin piridinnya.

Dengan penambahan satu gugus karboksilat pada cincin piridin ligan pikolinat dan terbentuk struktur dipikolinat (piridin-2,6-dikarboksilat), diharapkan kompleks logam yang dihasilkan memiliki interaksi yang lebih besar dalam menghambat sel-sel anti kanker dan menunjukkan peningkatan bioaktivitas lainnya (Martak, 2008). Kompleks logam dipikolinat seperti yang telah dilaporkan oleh Yang et al., (2002) memberikan pengaruh dalam mereduksi hyperlipidemia pada diabetes. Demikian juga laporan Colak et al., (2009) yang menunjukkan kompleks logam dipikolinat berpengaruh sebagai inhibitor pertumbuhan bakteri.

oleh      : Mahbub Alwathoni
sumber : Dari sini :)

Salmonella : Infeksi yang Mematikan

Setiap hari, kita pasti mengkonsumsi makanan yang membuat tubuh bugar dan sehat, seperti makanan karbohidrat, protein dan sayur mayur. Makanan ini sangatlah penting untuk kondisi tubuh yang kuat. Tidak hanya makanan, kebanyakan dari kita juga pasti mempunyai hewan peliharaan dan hewan kesayangan seperti anjing, kucing, kura-kura, cicak atau pun ular, yang menurut kita sangatlah penting dalam hidup kita. Akan tetapi, kita tidak pernah mengetahui bahwa makanan atau minuman yang kita konsumsi telah terkontaminasi oleh bakteri Salmonellosis. Tidak hanya itu, kita juga tidak mengetahui kalau hewan pelirahaan kita sebenarnya membawa bakteri Salmonellosis ini, yang amat sangat membahayakan untuk manusia.


salmonellaBakteri Salmonellosis adalah bakteri yang menular dengan kecepatan luar biasa, dan bisa memperburuk dalam waktu yang sangat cepat. Infeksi Salmonella, disebabkan oleh bakteri Salmonellosis, bisa menyebabkan dehidrasi ekstrim dan juga kematian. 

Salmonellosis disebarkan kepada orang-orang dengan memakan bakteri Salmonella yang mengkontaminasi dan mencemari makanan. 

Salmonella ada diseluruh dunia dan dapat mencemari hampir segala tipe makanan. Namun sumber dari penyakit baru-baru ini melibatkan makanan-makanan seperti telur-telur mentah, daging mentah, sayur-sayur segar, sereal, dan air yang tercemar.

Pencemaran dan penyebaran infeksi dan bakteri Salmonella ini dapat datang dari feces hewan atau manusia yang berhubungan dengan makanan selama pemrosesannya atau panen. Dari hasil yang tersedia dari U.S. Centers for Disease Control and Prevention (CDC) atau FDA, sumber-sumber langsung yang berpotensi dari Salmonella adalah hewan-hewan peliharaan seperti kura-kura, anjing-anjing, kucing-kucing, kebanyakan hewan-hewan ternak, dan manusia-manusia yang terinfeksi. Menurut penelitian-penelitian di seluruh dunia, para ahli menyarankan sumber-sumber makanan, air, atau sumber-sumber lain dari pencemaran mengandung jumlah-jumlah yang besar dari bakteri-bakteri. Meskipun asam lambung manusia dapat mengurangi, menguras sedikit dan membunuh infeksi Salmonella, masih ada beberapa bakteri-bakteri dapat lolos ke dalam usus besar maupun usus kecil, dan kemudian melekat dan menembus sel-sel dalam tubuh manusia.

Racun-racun yang dihasilkan oleh bakteri dapat merusak dan membunuh sel-sel yang melapisi usus-usus, yang berakibat pada kehilangan cairan usus (diare). Beberapa Salmonella dapat selamat dalam sel-sel dari sistem imun dan dapat mencapai aliran darah, menyebabkan infeksi darah (bacteremia). Tidak hanya itu, ketika infeksi Salmonella sudah memasuki dan mencapai aliran darah, akan mengakibatkan panas dalam, muntaber dan sakit perut yang ekstrim. Biasanya, yang terinfeksi oleh infeksi Salmonella adalah masa bayi-bayi, masa kanak-kanak, masa tua dan orang yang mempunyai system imun yang sangatlah lemah. Sistem imun adalah sistem, termasuk thymus dan bone marrow and lymphoid tisu, yang menjaga dan melindungi tubuh manusia dari infeksi dan bakteri yang asing dengan memproduksi respon imun yang kuat. Akan tetapi, orang yang mempunyai system imun yang sangat lemah, tidak kuat untuk menahan infeksi ataupun bakteri memasuki tubuhnya. Bayi dan kanak-kanak adalah tahapan pertumbuhan paling awal, dan sejak masa itulah sistem imun seorang bayi masih terlalu muda dan belum terlalu kuat untuk melawan infeksi dan bakteri berbahaya, seperti infeksi Salmonella. Sedangkan orang yang sudah cukup tua sudah mencapai tahapan pertumbuhan paling terakhir, dan sejak masa itulah sistem imun seorang yang tua sudah terlalu lemah dan tidak kuat untuk menahan bakteri Salmonella yang amat sangat berbahaya bagi manusia itu.

Tidak semua bakteri atau infeksi saling menular. Bakteri saling menular dengan 3 cara yaitu secara bersentuhan, secara berterbangan di udara, dan secara makanan ataupun minuman yang kita konsumsi setiap hari. Bakteri Salmonellosis adalah bakteri yang menular dengan semua cara tersebut dengan kecepatan yang luar biasa. Dari hasil penelitian, para ahli menyatakan bahwa bakteri Salmonellosis adalah bakteri yang mudah dihilangkan tetapi ketika tubuh kita diberi antibiotik, bakteri Salmonellosis tersebut bisa tambah aktif dan membuat proses penularan lebih cepat dibandingkan biasanya. Efek-efek dari serangan bakteri Salmonellosis ini juga sangat berbahaya jika tidak diobati atau dirawat karena bisa menghancurkan sistem imun dengan fatal. Bakteri Salmonellosis adalah bakteri yang menular dengan cara bersentuhan. Contohnya adalah hewan peliharaan kita atau hewan reptil seperti ular dan cicak. 

Ketika kita menyentuh hewan yang membawa bakteri tersebut, bakterinya akan menyangkut dan menempel di rambut kulit dan lama kelamaan, bisa masuk ke dalam tubuh kita. Bakteri Salmonellosis ini juga menular dengan sangat cepat lewat udara. Ketika tubuh kita terinfeksi oleh Infeksi Salmonella, kita akan mengalami flu yang berat. Dengan flu tersebut, udara yang mengelilingi kita akan terkontaminasi oleh bakteri-bakteri Salmonellosis, yang bisa mengakibatkan penularan yang cepat. Tidak hanya lewat udara dan penyentuhan, bakteri Salmonellosis ini saling menular dengan cara makanan atau minuman. 
Kalau makanan dan minuman kita terkontaminasi oleh bakteri ini, kita akan mendapat Infeksi Salmonella dengan cara memakan atau meminumnya.


oleh      : Diana Himawan
sumber : Dari sini :)

Manusia Berdarah Hijau

Semua orang tahu kalau darah manusia itu merah. Bukan hanya darah manusia tetapi sebagian besar darah sebagian besar makhluk hidup lainnya itu merah. Mau orang kaya, orang miskin semuanya darahnya merah. Lalu, bagaimana kalau terdapat makhluk yang berdarah hijau di bumi ini? Apakah mereka keturunan alien? Bagaimana kalau anda sedang rual rumah, calon pembeli anda bilang bahwa dia berdarah hijau seperti tokoh Mr. Spock di film Star Trek? Pasti anda akan tertawa duluan khan.

darah hijau

Tetapi ternyata manusia berdarah hijau itu ada dan ternyata juga terdapat beberapa jenis binatang yang berdarah hijau seperti jenis katak dari Kamboja dan serangga. Darah hijau binatang ini karena darahnya tidak berfungsi membawa oksigen karena tidak memerlukan hemoglobin. Darah warna hijau di dalam dunia medis memang bisa terjadi dan di dunia medis itu dikenal dengan sebutan sulfhemoglobinaemia (SulfHb) yang merupakan turunan warna dari hemoglobin dan sulit untuk kembali normal.
Orang berdarah berwarna hijau ditemukan pada Juni 2007 oleh tim dokter anestesi Dr. Stephan Schwarz, Dr. Giuseppe Del Vicario dan Dr. Alana Flexman di Kanada. Saat itu para dokter dalam satu tim ini sedang melakukan operasi di rumah sakit Vancouver St. Paul terhadap seorang lelaki berusia 42 tahun yang masuk ke rumah sakit karena terjatuh. Para dokter tersebut sangat terkejut ketika pada sayatan pertama pada kaki sang pasien, darah yang dikeluarkan nya adalah darah yang berwarna hijau gelap bukan warna merah seperti manusia pada normalnya.
Para dokter mengadakan penelusuran ke riwayat medis sang pasien dan hasil penemuan menyatakan bahwa sang pasien ternyata sering mengkonsumsi obat sumatriptandalam dosis besar atau 200 miligram setiap harinya untuk mengobati sakit kepala migrain sang pasien. Obat-obatan sumatriptan adalah termasuk dalam golongan sulfonamides (sulfur), merupakan obat yang mengandung senyawa belerang. Karena kandungan senyawa belerang inilah yang menyebabkan terjadinya kondisi langka yang disebut dengan sulfhaemoglobinaemia, yaitu belerang yang ada di tubuh bergabung dengan oksigen yang membawa senyawa hemoglobin di dalam sel darah merah.

oleh      : yONs
sumber : Dari sini :)

Kissing Disease

Kissing Disease, nama resmi penyakit ini adalah Infectious Mononucleiosis. Penyakit ini disebabkan oleh Virus Cytomelago. Virus ini terdapat di kelenjar air liur, air seni, lendir leher rahim, sperma, air susu ibu, dan darah.

Selain lewat berciuman, penularan penyakit ini juga dapat melalui transplantasi organ, donor darah, persalinan, serta oral seks. Diketahui bahwa virus ini sekerabat dengan Virus Herpes yang bersifat laten dalam tubuh manusia.

Hampir sebagian besar orang dewasa pernah disinggahi virus ini, umumnya ketika masih usia remaja. Di Amerika, virus ini banyak menyerang remaja putra usia 16-18 tahun, dan remaja putri usia 14-16 tahun atau rata-rata pada usia antara 15-25 tahun. Dikirakan karena pada usia sekian para remaja mulai melakukan aktifitas ciuman.

Gejala yang terjadi biasanya seperti gejala flu, yaitu demam, rasa tidak enak di tenggorokan, sering mengantuk, dan sebagainya. Tetapi gejala ini berlangsung dalam jangka yang lebih panjang, yaitu sekitar dua minggu. Dan tanpa disadari, hati dan limpa si pengidap akan membengkak.

Untuk mengetahui apakah seseorang mengidap penyakit ini atau tidak, perlu dilakukan pemeriksaan darah yang disebut TORCH. TORCH adalah kependekan dari Toxoplasma, Rubella, Cytomelago, dan Herpes.

Penyakit Kissing Disease ini menyerang selaput otak (meningen). Jaringan otak menjadi layu, kemudian secara perlahan-lahan sel-selnya mengalami kematian. Hal yang umum terjadi adalah berkurangnya pendengaran, gangguan penglihatan, kelumpuhan, dsb.

Jika terdapat bagian sel otak yang mati, kemudian menyerang bagian motorik otak, maka yang seperti ini dapat mengakibatkan kelumpuhan. Dalam kasus kelumpuhan, mungkin tidak terjadi serta merta begitu saja. Biasanya, fase ini terjadi perlahan-lahan.

Selain Virus Cytomegalo, ada jenis virus lain yang berpotensi ditularkan lewat berciuman, antara lain Virus Epstein-Barr, Virus Herpes-6, Virus Hepatitis, Parasit Toxoplasma, dan Virus HIV penular AIDS sendiri.

Virus Cytomegalo, Herpes-6, dan Toxoplasma, selain mengancam si empunya virus, juga dapat mengancam anak dalam kandungan. Ini hanya jika si ibu mengidap virus tersebut ketika hamil. Anak dalam kandungan tersebut terancam kelainan jantung, cacat, tuli, hydrocephalus, bahkan meninggal dunia atau keguguran. Maka dari itu, setiap ibu yang sedang mengandung janin sangat dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan darah TORCH.

Walaupun virus ini sangat berbahaya dan dapat mematikan janin, tetapi virus ini pada umumnya tidak sampai mematikan orang dewasa. Tetapi belakangan ini ditakutkan virus ini dapat memicu kerusakan pada pembuluh darah koroner. Juga beberapa jenis virus yang dapat mengakibatkan penyakit jantung koroner. Selain itu, ditemukan juga bahwa virus ini berpotensi menimbulkan penyakit kanker kelenjar getah bening (Hodgkin).

Tidak ada antivirus yang dapat diandalkan untuk menyembuhkan penyakit virus ini. Satu-satunya jalan yang harus dilakukan untuk menyembuhkan penyakit ini adalah beristirahat total dan memulihkan sistem imun kita untuk melawan virus ini sendiri. Serta pada masa penyembuhan, pasien dilarang untuk berciuman dengan anak, istri, apalagi orang asing.

oleh      : faiqhr
sumber : Dari sini :)

Logo Biru, Hijau, dan K dalam Lingkaran Merah Pada Obat

Pernahkah anda memperhatikan logo obat yang ada di kemasan obat yang anda konsumsi atau anda beli? Perhatikan dengan seksama pada kemasan obat yang anda beli. Obat dapat dibagi menjadi 4 golongan yaitu :

1. Obat Bebas

Obat bebas adalah obat yang dijual bebas di pasaran dan dapat dibeli tanpa resep dokter. Tanda khusus pada kemasan dan etiket obat bebas adalah lingkaran hijau dengan garis tepi berwarna hitam. Contoh : Parasetamol.

2. Obat Bebas Terbatas

Obat bebas terbatas adalah obat yang sebenarnya termasuk obat keras tetapi masih dapat dijual atau dibeli bebas tanpa resep dokter, dan disertai dengan tanda peringatan. Tanda khusus pada kemasan dan etiket obat bebas terbatas adalah lingkaran biru dengan garis tepi berwarna hitam. Contoh : CTM.

3. Obat Keras dan Psikotropika

Obat keras adalah obat yang hanya dapat dibeli di apotek dengan resep dokter. Tanda khusus pada kemasan dan etiket adalah huruf K dalam lingkaran merah dengan garis tepi berwarna hitam. Contoh : Asam Mefenamat. Obat psikotropika adalah obat keras baik alamiah maupun sintetis bukan narkotik, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku. Contoh : Diazepam, Phenobarbital.

4. Obat Narkotika

Obat narkotika adalah obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan menimbulkan ketergantungan. Contoh : Morfin, Petidin.

Sebelum menggunakan obat, termasuk obat bebas dan bebas terbatas harus diketahui sifat dan cara pemakaiannya agar penggunaannya tepat dan aman. Informasi tersebut dapat diperbolehkan dari etiket atau brosur pada kemasan obat bebas dan bebas terbatas.

oleh      : Jenifer
sumber : Dari sini :)

Antimateri


Materi adalah segala sesuatu yang telah kita kenal sebagai penyusun seluruh alam semesta ini, serta terbukti eksistensinya. Tetapi di samping materi sebagai penyusun alam, terdapat pula antimateri, yaitu sesuatu yang secara massa dan sifat-sifatnya mirip dengan materi sekawannya, tetapi berbeda muatan. Contohnya adalah positron, yang merupakan antimateri dari elektron. Yaitu partikel elektron bermuatan positif.

Suatu ketika, para ilmuwan menemukan berkas cahaya dan partikel yang menerpa bumi dari berbagai arah. Mereka yakin bahwa partikel tersebut bukanlah dari matahari, bintang, galaksi, ataupun benda angkasa lainnya. Mereka menduga partikel tersebut adalah jejak-jejak big bang yang tersisa. Setelah diteliti, mereka mendapatkan bahwa partikel tersebut adalah kembaran elektron, tetapi bermuatan positif. Mereka menyebutnya sebagai positron.

Pada hakikatnya materi tersusun atas fundamental elemen atau elemen dasar. Dan antimateri tersusun atas antipartikel dari partikel penyusun materi. Fundamental elemen bukanlah atom, karena atom masih dapat terbagi lagi. Bukan pula protonelektron, maupun neutron. Karena ketiganya tersusun lagi oleh dua hal yang sejauh ini dianggap paling fundamental, yaitu apa yang disebut Quark dan Lepton.

Uniknya, antimateri tidak dapat berinteraksi langsung dengan materi, karena keduanya akan saling memusnahkan, sesuatu yang disebut Annihilation. Bahkan dengan udara (atau hiperbola apapun yang lebih halus dari itu). Einstein mengatakan bahwa materi adalah energi yang terperangkap. Dan energi itu dapat lepas ketika lapisan yang merangkapinya terbuka. Dengan bertemunya materi dan antimateri (plus-minus, saling melengkapi), lapisan pembungkusnya terbuka, dan energi keduanya terlepas keluar sebesar 100 persen. Tahu artinya? Tidak ada sisa pembakaran, tidak ada debu, tidak ada polusi. Sangat sempurna untuk bahan bakar paling lux dan futuristik. Tetapi sisi gelapnya adalah satu gram saja antimateri dapat menggantikan bom nuklir yang lebih hebat untuk kembali mengebom Hiroshima seperti dulu. Reaksi ini 1000 kali lebih besar daripada fisi nuklir dan 300 kali lebih dahsyat daripada fusi nuklir.

Carl Anderson pertama kali menemukan keberadaan antipartikel pada 1932, di Fermilab, Chicago, Amerika Serikat. Elektron positif dapat dideteksi dalam fluks radiasi kosmik pada permukaan bumi. Anderson menggunakan pengamat kamar buih yang disusun oleh hidrogen cair. Dia menembakan partikel bermuatan ke dalam bubble chamber berisisuperheated liquid yang dikelilingi medan magnet. Bila ada suatu partikel bermuatan melewati hidrogen cair, maka atom-atom hidrogen yang dilewati akan terionisasi sehingga menimbulkan buih di sepanjang lintasannya. Jika buih itu disinari cahaya, kita dapat mengamati jejak-jejak yang ditimbulkan partikel bermuatan tadi. Melalui beberapa foto yang diambil, Anderson mengamati bahwa ada muatan yang massanya sama dengan elektron tetapi melengkung ke arah yang berlawanan. Elektron positif.

Jika alam semesta/universe terbentuk dari materi dan antimateri, maka secara logika perlu ruang kosong untuk memisahkan keduanya agar tidak saling menghilangkan. Ruang kosong itu kita sebut antiuniverse. Hingga pada suatu saat universe dan antiuniverse bertemu dan terjadi ledakan besar gamma. Ketika terjadi ledakan Big Bang, materi dan antimateri tercipta dalam keadaan seimbang. Tetapi kenyataanya adalah materi kita temukan jauh lebih banyak di sekitar kita daripada antimateri.

Hipotesis menyatakan bahwa bentukan alam semesta adalah dari broken assymetry (simetri yang terkoyak). Pada waktu kelahiran alam semesta besarnya suhu diperkirakan 1032 derajat kelvin dan segala sesuatu terdapat dalam bentuk radiasi. Pada waktu selanjutnya terjadi perusakan simetri yang menghasilkan massa. Materi yang terbentuk setelah big bang disebut spontaneous broken symmetry (perusakan simatri spontan). Saat big bang berlangsung, kelebihan materi sebesar 10 pangkat 8 atau 10 pangkat 9 x 99,999999 persen materi musnah bersama seluruh antimateri, sehingga 0,000001 persen materi yang menyusun jagad raya sekarang. Perkiraan perbandingan lainnya yaitu 30.000.0001 quark berbanding 30.000.000 antiquark. Namun, ada assymmetry baryon, yaitu asimetri antar baryon dan fermion terhadap antibaryon yang bereaksi kuat. Teori yang menjelaskan asimetri baryon ini disebut baryogenesis, dimana lahirnya bilangan baryon yang bukan nol. Hal ini terjadi saat tidak ada keseimbangan/out of equilibrium.


Sumber : Dari sini :)

Rabu, 30 September 2015

Pembuatan Kitosan Makropori Menggunakan Ethylene Glycol Diglycidyl Ether (EGDE) Sebgai Cross-Linker Dan Aplikasinya Terhadap Adsorpsi Methyl Orange


Sebelumnya ingin saya terangkan bahwa tulisan ini adalah ringkasan dari sebuah jurnal oleh Ika Siswati, Akhmad Sabarudin*, Darjito Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Brawijaya, dengan judul di atas.




ABSTRAK

Kitosan makropori (CS-M) dipreparasi menggunakan EGDE sebagai cross-linker dan garam NaCl sebagai porogen. Kemampuan adsorpsi kitosan makropori terhadap zat warna methyl orange dipelajari melalui pengaruh pH dan variasi kitosan : EGDE (CS:EGE). Kemudian kitosan makropori dikarakterisasi menggunakan SEM (Scanning Electron Microscope) dan Spektrofotometer FT-IR. Adsorpsi terbesar dihasilkan pada variasi CS:EGDE 4 g : 240 mg yang dicapai pada pH 7 dengan waktu kontak 180 menit. Hasil karakterisasi dengan SEM memperlihatkan struktur makropori pada CS-M dengan ukuran diameter pori berkisar antara 3-12 μm.
Kata kunci: adsorpsi, kitosan, makropori , methyl orange.

PENDAHULUAN

Senyawa Azo yang dihasilkan setelah proses pewarnaan tekstil memiliki sifat karsinogenik (dapat memicu kanker), sehingga diperlukan penanganan sebelum limbah dibuang ke lingkungan perairan. Pada penelitian ini diambil contoh zat pewarna yang paling sering digunakan, yaitu Methyl Orange. Metode yang paling efektif dan murah untuk menghilangkan limbah zat warna adalah adsorpsi.

Adsorben yang banyak digunakan pada metode adsorpsi adalah kitosan. Kitosan merupakan senyawa biopolimer yang mengandung gugus amino dalam jumlah besar yang dapat berinteraksi dengan zat warna organik seperti methyl orange. Sayangnya kitosan mudah larut dalam suasana asam. Hal ini dapat diatasi dengan melakukan modifikasi kitosan melalui reaksi cross-linking menggunakan agent cross-linker seperti EGDE. Pada reaksi ini dua gugus epoksida dari EGDE akan mengikat gugus amino (–NH2) dari kitosan sehingga kestabilan kitosan dalam asam akan meningkat.

Kitosan

EGDE



Sayangnya keaktifan adsorpsi kitosan menurun. Oleh karenanya perlu dilakukan modifikasi lainnya untuk meningkatkan kemampuan adsorpsi kitosan, yaitu melalui pembuatan kitosan makropori. Material makropori merupakan material dengan diameter pori rata-rata lebih besar dari 50 nm. Pembuatan kitosan makropori menggunakan partikel NaCl dan silika sebagai porogen telah dikembangkan oleh Chao (2006).
Pada penelitian ini telah dilakukan pengembangan pembuatan kitosan makropori menggunakan garam dapur NaCl sebagai porogen dan EGDE sebagai cross-linker untuk diaplikasikan pada adsorpsi methyl orange. Kondisi optimum adsorpsi kitosan makropori terhadap methyl orange dipelajari melalui pengaruh pH dan variasi komposisi CS:EGDE.

METODE PENELITIAN

Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan pada penelitian ini antara lain: kitosan (Sigma-Aldrich), asam asetat glasial 100% (Sigma-Aldrich), garam dapur Refina (NaCl >99,25%) , padatan methyl orange, EGDE 50% (Sigma-Aldrich) , padatan NaOH (Sigma-Aldrich), HCl 37% (Sigma-Aldrich), dan air suling.

Alat-alat yang digunakan pada penelitian ini, antara lain: motor rotari, pH meter (Schoot-Gerate tipe CG.820), neraca analitik (Ohaus tipe AR2130), oven, shaker (Edmund Buhler tipe SM 25), ayakan 60-100 mesh, stirer IKAMAG RH, SEM (Hitachi tipe TM 3000), Spektrofotometer FTIR-8400, Spektrofotometer UV-Vis (Shimadzu tipe UV 1601), cawan petri kaca, dan peralatan gelas.

Prosedur



HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakterisasi Kitosan Makropori

Berdasarkan hasil karakterisasi CS-M dengan spektrofotometer FT-IR, diduga bahwa reaksi cross-linking kitosan dengan EGDE tidak hanya terjadi pada gugus amino (-NH2) dari kitosan saja, melainkan juga pada gugus hidroksil (-OH).

Adsorpsi Methyl Orange pada Kitosan Makropori


  • Penentuan pH optimum adsorpsi methyl orange dilakukan pada variasi pH 3; 4; 5; 6; 7; dan 8 dengan waktu kontak selama 2 jam. pH optimum adsorpsi methyl orange menggunakan CS-M tercapai pada pH 7 dengan jumlah methyl orange yang teradsorpsi sebesar 61% (6,1 mg/g). Pada pH 4 dan 5 peningkatan adsorpsi tidak terjadi. 

  • Pengaruh variasi komposisi CS:EGDE yang memberikan persen adsorpsi terbesar adalah variasi CS-EGDE (4g : 240mg) dengan jumlah methyl orange yang teradsorpsi sebesar 88% (8,8 mg/g). Seiring dengan semakin banyaknya EGDE yang digunakan untuk cross-linking kitosan maka semakin besar persentase adsorpsi. 

  • Kapasitas Adsorpsi dan Konstanta Laju Adsorpsi Methyl Orange pada Kitosan Makropori ditunjukkan bahwa adsorpsi terbesar terjadi pada menit ke 180 dengan konsentrasi methyl orange yang teradsorpsi sebanyak 6,0 mg/g, kesetimbangan adsorpsi telah tercapai. 



KESIMPULAN

pH dan variasi komposisi CS:EGDE berpengaruh terhadap adsorpsi methyl orange pada kitosan makropori. Adsorpsi terbesar dihasilkan pada variasi kitosan:EGDE (4g:240mg) dengan jumlah teradsorpsi sebesar 88% (8,8 mg/g) di bawah kondisi optimum pH 7 dan waktu kontak 180 menit.

DAFTAR PUSTAKA

Kusumaningsih, T., Desi S.H., dan Yuni L., 2012, Pembuatan Mikrokapsul Kitosan GelTersambung Silang Etilen Glikol Diglisidil Eter (Psf-Egde-Cts) sebagai Adsorben ZatWarna Procion Red Mx 8b. ALCHEMY J. Penelitian Kimia, 8(1), Hal: 47-56.

Kodom, T.,Etsri A., Gbandi, dan Limam M.B., 2012, Photocatalytic Discoloration ofMethyl Orange and Indigo Carmine on TiO2 (P25) Deposited on Conducting Substrates:Effect of H2O2 and S2O82-, J. Chemical Technology, 4 (2), pp. 45-56.

Saha, T.K., Nikhil C.B., Subarna K., Mahmooda G.A., Hideki I., dan Yoshinobu F.,2010, Adsorption of Methyl Orange onto Chitosan from Aqueous Solution, J. WaterResource and Protection, 2, pp. 898-906.

Mallada, R. dan M. Menendez, 2008, Inorganic Membranes: Synthesis, Characterizationand Applications, Elsevier B.V. ,Oxford, pp. 256.

Chao, An-Chong, Shu-Huei Y., dan Guo-Syong C., 2006. Using NaCl Particles asPorogen to Prepare a Highly Adsorbent Chitosan Membranes. J. of Membrane Sci., 280,pp. 163-174.

Rakhmawati, E., 2007, Pemanfaatan Kitosan Hasil Deasetilasi Kitin Cangkang Bekicotsebagai Adsorben Zat Warna Remazol Yellow, Skripsi, Kimia MIPA UNS, Surakarta.


Sumber :Jurnal PEMBUATAN KITOSAN MAKROPORI MENGGUNAKAN ETHYLENE GLYCOL DIGLYCIDYL ETHER (EGDE) SEBAGAI CROSS-LINKER DAN APLIKASINYA TERHADAP ADSORPSI METHYL ORANGE

Rabu, 09 September 2015

Kimia Mengintaimu

Kimia bagi orang awam memiliki konotasi negatif. Kimia seolah menjadi kambing hitam akan rusaknya alam yang kita diami. Tanpa mereka sadari dan minimnya pengetahuan akan kimia, kimia justru mengintai setiap gerak manusia di era modern. Berkat jasa ilmuwan sejak zaman dahulu hingga percobaan-percobaan positif yang dilakukan saat ini, dunia telah mengenal istilah kimia terapan.

Apa itu kimia terapan?

Kimia terapan merupakan gabungan satu atau lebih senyawa yang direaksikan sehingga membentuk suatu produk yang dapat meningkatkan kualitas hidup manusia.

Sejak dilahirkan ke dunia, secara naluriah manusia memiliki rasa keingintahuan yang tinggi. Sebagai makhluk paling sempurna, manusia secara kontinus mengembangkan ide dari hal-hal kecil disekitarnya untuk dijadikan sesuatu yang memiliki daya guna lebih untuk membantu kehidupannya.
Dalam hidup modern ini kimia terapan dan manusia adalah dua hal yang tidak akan dapat dipisahkan. Selain manusia sendiri disebut sebagai kimia berjalan, sejak seseorang bangun tidur di pagi hari hingga berbaring tidur pada malam harinya, manusia dapat berhubungan dengan produk kimia terapan lebih dari sepuluh kali.

Contoh produk kimia terapan sangat banyak sekali bahkan dapat lebih dari satu juga jika dibuatkan daftarnya. Berikut beberapa contoh produk kimia terapan yang telah menjadi kebutuhan kita saat ini.



Sabun cair dan sabun padat
Sabun 
Minyak atau asam lemak direaksikan dengan KOH atau NaOH akan membentuk sabun. Ada banyak macam sabun yang dipakai, baik sabun cair maupun sabun padat. Perbedaan padat dan cair tergantung komposisi dan cara pembuatannya. Bahan lain seperti pewarna dan pewangi ditambahkan sebagai variasi dan nilai jual. Berbeda lagi dengan sabun cuci piring dan detergen. Bahan kimia yang dicampurkan bersifat lebih kuat disbanding sabun mandi dikarenakan lapisan kulit manusia yang tipis dan sensitif.

Bedak tabur
Bedak  
Bedak secara umum digunakan sebagai pelapis kulit untuk melindunginya dari sinar UV jahat dari matahari atau pun untuk sekedar mempercantik diri. Saat banyak produsen bedak ilegal memproduksi bedak murah, sedikit sekali yang peduli komposisi bedak itu sendiri. Hampir seluruh komponen bedak merupakan senyawa kimia, diantaranya Talk (Magnesium Silikat), Kaolin, Kapur (Kalsium Karbonat), Pati beras, dan lain-lain.





Bensin eceran
Bensin 
Seiring perkembangan zaman, keberadaan kendaraan bermotor hampir mendekati wajib. Tidak berlebihan jika dikatakan setiap satu keluarga memiliki satu motor. Semakin banyak pengguna kendaraan bermotor semakin tinggi tingkat konsumsi Bahan Bakar Minyak, contohnya bensin. Bensin merupakan salah satu senyawa hidrokarbon hasil pengolahan minyak bumi yang berasal dari sisa fosil-fosil makhluk purba yang telah mengalami perubahan kimia.

Penyebaran pupuk 
Pupuk 
Kasir di gerai junk food sering menawarkan “Mau nasi organik atau nasi biasa?”. Nasi organik maksudnya nasi dari padi yang ditanam dengan bantuan pupuk organik, sedangkan yang biasa dibantu dengan pupuk anorganik. Banyak petani Indonesia menggunakan pupuk anorganik karena harganya yang lebih murah. Semua pupuk anorganik pasti memiliki unsur N, K, atau P sebagai unsur utamanya. Unsur-unsur tersebut merupakan unsur vital dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Contoh pupuk anorganik adalah pupuk Urea. Pupuk ini dibuat dari hasil reaksi Amoniak dan Karbondioksida pada keadaan endoterm.

Tangki air PAM
Air PAM  
Sebagai penduduk yang tinggal di daerah Jakarta, keberadaan air PAM sangat penting untuk kepentingan sehari-hari. Sungai Ciliwung sebagai jantung perairan keadaannya sudah tidak bisa dibilang baik lagi. Hitam dan bau. Bagaimana cara pengelola air PAM menyulap air kotor menjadi air yang layak dipakai untuk mandi, mencuci, dan lain-lain?
Air PAM yang bersih didapat setelah melalui beberapa proses. Peranan senyawa kimia dibutuhkan pada proses Koagulasi, Flokulasi dan Klorinasi. Proses Koagulasi dan Flokulasi adalah proses untuk mengurangi sifat tolak-menolak koloid (kotoran) membentuk flok. Flok-flok kecil akan berkumpul dan berikatan sehingga pada proses sedimentasi flok-flok itu akan jatuh di bagian bawah tangki. Setelah difiltrasi, proses terakhir adalah pembubuhan desinfektan yang disebut Klorinasi menggunakan gas Klorin atau Sodium Hipoklorit.

Bahan pewarna tekstil
Bahan pewarna 
Menurut Wikipedia, bahan perwarna adalah suatu benda berwarna yang memiliki afinitas kimia terhadap benda yang diwarnainya. Bahan pewarna merupakan zat kimia yang dibedakan tergantung penggunaannya, food grade untuk makanan, dan textile untuk pakaian atau benda lain. Macam-macam bahan pewarna diantarnya : pewarna direct, pewarna mordant, pewarna vat, pewarna azo, dan lain-lain.



Nah, dapat disimpulkan bahwa produk kimia terapan adalah aspek penting dalam kehidupan manusia modern. Hidup manusia yang sejahtera akan lebih sejahtera dengan penangan limbah yang baik, benar, dan konsisten. Karena limbah kimia yang dibuang secara asal justru dapat merusak ekosistem. Jadi, pelaku yang merusak alam adalah manusia sendiri yang justru secara sadar malah membuang limbah kimia, apalagi limbah B3 ke lingkungan sekitar.

Masih menyangkal betapa pentingnya kimia? Belajarlah! 



Oleh: Andiny Arifin 

Referensi :

  • https://www.facebook.com/kimiaterapankita/posts/796997983652268
  • http://lindasetianingsih.blogspot.com/2012/06/komposisi-bedak-dan-manfaatnya.html
  • http://www.lemigas.esdm.go.id/id/pdf/buku_populer/Proses%20Pembuatan%20BBB%20Solar%20Ramah%20Lingkungan.pdf
  • https://www.google.co.id/search?q=industri%20pupuk%20urea&gws_rd=ssl#
  • http://www.pdamkotasmg.co.id/produksi/proses-pengolahan.html
  • https://id.wikipedia.org/wiki/Bahan_pewarna





http://www.atep-afia.net/2015/09/tugas-01-kpli-reguler-artikel-kimia.html
 

Template by BloggerCandy.com